Indonesia pernah menorehkan sejarah luar biasa di tahun 1984, ketika dunia mengakui keberhasilan bangsa ini menjadi negara swasembada pangan, khususnya beras, di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto. Kala itu, desa-desa menjadi tulang punggung kedaulatan pangan nasional. Lumbung-lumbung padi penuh, pertanian berjaya, dan para petani merasakan hasil dari kerja keras mereka.
Kini, di tengah globalisasi, perubahan iklim, dan krisis pangan dunia yang mengintai, muncul pertanyaan besar:
“Bisakah desa-desa kita kembali seperti dulu? Menjadi motor swasembada pangan seperti era Orde Baru?”
Jawabannya adalah: bisa! Tapi tentu bukan tanpa tantangan dan kerja nyata.
Kekuatan Swasembada Pangan di Masa Lalu
Keberhasilan swasembada pangan zaman Soeharto bukan terjadi begitu saja. Ada beberapa kunci utama:
-
Bimbingan dan Binaan dari Pemerintah Pusat
Pemerintah secara masif membina petani melalui program Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL), penyediaan benih unggul, pupuk bersubsidi, dan alat mesin pertanian (alsintan). -
Program Lumbung Pangan dan Kredit Usaha Tani
Dukungan keuangan dari BRI Unit Desa dan KUD (Koperasi Unit Desa) membuat petani punya akses modal yang mudah. -
Infrastruktur Irigasi dan Jalan Tani
Pembangunan infrastruktur pertanian benar-benar menjadi prioritas. Irigasi dibangun besar-besaran untuk mendukung panen tiga kali setahun. -
Revolusi Hijau
Program intensifikasi pertanian dijalankan dengan disiplin, mulai dari cara tanam, pola panen, hingga distribusi hasil panen ke Bulog.
Apa yang Berubah Sekarang?
Sayangnya, saat ini banyak desa menghadapi tantangan besar:
-
Alih fungsi lahan ke perumahan dan industri
-
Kurangnya regenerasi petani (anak muda enggan bertani)
-
Pola konsumsi masyarakat yang mulai bergeser dari pangan lokal
-
Ketergantungan pada impor, terutama bahan pokok seperti kedelai, gula, dan gandum
Namun, bukan berarti harapan pupus. Justru dengan teknologi dan semangat gotong royong khas desa, kebangkitan swasembada bisa digerakkan kembali.
Jalan Menuju Swasembada Pangan Desa
Berikut adalah beberapa langkah yang bisa ditempuh agar desa kembali menjadi basis kekuatan pangan nasional:
1. Revitalisasi Penyuluhan Pertanian
Perlu dukungan dari pemerintah agar tenaga penyuluh aktif lagi di lapangan, membina petani secara langsung dengan pendekatan yang sesuai zaman.
2. Digitalisasi Pertanian
Dengan aplikasi tani, sensor cuaca, hingga e-commerce hasil pertanian, anak muda bisa tertarik kembali ke sektor ini.
3. Optimalisasi Lahan Tidur
Desa-desa masih punya banyak lahan kosong yang bisa diolah untuk kebun sayur, peternakan terpadu, hingga hortikultura modern.
4. Perkuat Kelembagaan Petani
KUD dan BUMDes bisa menjadi sarana distribusi, logistik, dan penyangga harga hasil pertanian agar petani tak rugi.
5. Gerakan Konsumsi Pangan Lokal
Menghidupkan kembali konsumsi beras lokal, jagung, singkong, dan umbi-umbian adalah kunci mengurangi ketergantungan impor.
Kesimpulan
Desa-desa Indonesia punya potensi besar untuk kembali menjadi pusat swasembada pangan, seperti di era Presiden Soeharto dulu. Tapi, itu hanya bisa tercapai jika ada sinergi nyata antara pemerintah, masyarakat, dan generasi muda.
Kini saatnya bangkit, menghidupkan semangat pertanian, menjaga kedaulatan pangan, dan menjadikan desa sebagai benteng ketahanan bangsa.
Swasembada pangan bukanlah kenangan masa lalu, tapi tantangan masa depan yang bisa kita wujudkan bersama.