Sejarah Sendangkulon

Sejarah

nama Sendangkulon pada jaman Kerajaan Mataram adalah Sendang Gedhe. Sebuah kademangan atau setingkat kecamatan pada jaman dahulu. Sendang yang berarti rawa sedangkan Gedhe yang berarti Besar, karena di daerah Sendang Gedhe terdapat sebuah rawa untuk mencuci pusaka-pusaka dari kerajaan mataram, kalau sekarang tempatnya di belakang rumah alm. Bapak Ilyas (dalang). kenapa nama sendang gedhe bisa berubah menjadi sendangkulon karena dulu tempat pencucian benda-benda pusaka terdapat di sendang sedayu (sekarang menjadi desa Sedayu) karena air yang terdapat di sendang sedayu mengering maka para petinggi mataram maka mereka berpindah di sendang gedhe, karena posisi sendang gedhe terdapat di sebelah barat (kulon) dari sendang sedayu maka di sebutlah dengan nama Sendangkulon.

Pada awalnya Sendang Gedhe adalah sebuah Kademangan (kalau sekarang kecamatan) yang dipimpin oleh Ki Demang Reksonoyo seorang petinggi mataram yang diutus untuk "bubak alas" di daerah pantura jawa dan yang menjadi lurah pertama kali adalah Mbah Gayar Sumo Wijoyo (1850-1900). adapun wilayah kademangan sendang gedhe :
1. Sendang Gedhe (Sendangkulon)
2. Sendang Kedawung (Sendang Dawung)
3. Kaliyoso
4. Kadilangu
5. Sendang Dawuhan
6. Bulak (Dulu Sendang Sikucing termasuk wilayah bulak)
7. Tratemulyo.

TOKOH-TOKOH SENDANGKULON
1. Ki Demang Reksonoyo
Beliau adalah seorang Demang (atau camat) yang memimpin kademangan sendang gedhe. Beliau berasal dari daerah magelang dan di utus oleh Raja Mataram (waktu itu Sultan Agung) untuk memperluas wilayah dari Kerajaan Mataram. Adapun keturunan beliau adalah Bambang Irawan.
2. Sayyid Abdullah (Mbah Mesir)
Sayyid Abdullah adalah seorang saudagar dari timur tengah (mesir), kala itu beliau selain berdagang juga menyebarkan ajaran agama islam di Sendang Gedhe. Kemudian beliau menikahi dengan anak dari Ki Demang Reksonoyo dan menetap di Desa Sendang Gedhe. Karena beliau berasal dari timur tengah tepatnya mesir maka lama kelamaan beliau dipanggil dengan sebutan mbah mesir.